Sadam namanya. Ya, aku mengetahui namanya saat kudengar ada seorang wanita mamanggilnya.
Aku bertanya-tanya keras dalam diam, siapa wanita itu? Apa hubungannya dengan Sadam?
Dan lagi-lagi ini masih tentang kamu, Sadam.
Apakah ini yang disebut sakit hati? Gak, gak mungkin. Mana bisa sakit hati kalau kita gak saling kenal.
***
Braaaaaakkkk!!!!!!!
Aaaaaawwww, tiba-tiba kepalaku terasa pusing, pantatku terasa sakit.
"Sorry sorry, my bad. Sorry banget ya gue gak liat ada lo dibalik rak buku ini"
"Hmm, eh iya gpp. Salah saya juga kok, saya ga fokus dan gak liat kamu mau ke arah sini"
Siang itu di perpustakaan, Sadam membantu ku untuk bangkit karena aku tertabrak oleh nya yang terlihat sangat fokus mencari buku.
"Saya Maria" seraya mengulurkan tangan.
"Gue Sadam" sorry ya gue buru-buru nih!
***
Aaarggggh bodoh bodoh bodoh. Ngapain ngasih tau nama sih, emang dia nanya? Emang dia peduli? Bodoh Maria bodoh!!
Aku memang bodoh, memendam rasa ini sejak bertahun-tahun lalu, dan mengacaukan nya hanya sekejap, hanya dengan "saya Maria".
Kamu, Sadam. Yang tetap berhasil lagi untuk kesekian kali nya membuat bibirku kaku seakan gagu saat melihat kamu, saat berbicara dengan mu.
Tuhan kali ini aku akan menyebut namanya, nama kamu. Sadam.
Dia "kamu" nya yang sering Maria ceritakan Tuhan. Yang sering aku sebut dalam doa-doa ini.
Kamu.......