Shouldn't be copied without permission!! please don't be a plagiat!!

Kamis, 24 Desember 2015

"Dia bisa apa kalau Tuhan takdirkan kamu buat aku?"

"Dia bisa apa kalau Tuhan takdirkan kamu buat aku?"

Satu kalimat dari Davi yang aku ingat.

Aku memang tak ingin menjadi penghancur hubungan Davi dan Shera, tapi sekali lagi cinta..
Cinta yang membuat aku yakin dan berani menggenggam tangan Davi di depan Shera.

"Maaf Shera, aku dan Davi saling jatuh cinta"

"Lo itu bodoh atau tolol sih Bunga? Davi itu pacar gue! lo sahabat gue. lo tega kayak gini sama gue!"
Hanya itu yang Shera ucapkan seraya meninggalkan aku dan Davi dalam diam di sudut perpustakaan.

                                                                      ***


Aku tak berhenti menitihkan air mata dan memikirkan apa yang Shera ucapkan.

"Bunga.. makan dulu nak, kamu sudah dari tadi siang lho belum makan"
Aku hanya terdiam membeku tak dapat menanggapi omongan mamah dibalik pintu kamarku.

"Davi, aku pikir kita melakukan kesalahan. gak seharusnya kita kayak gini"


Berkali kali aku mengetik kata-kata itu melalui pesan singkat yang belum aku kirimkan kepada Davi, Aku tak punya keberanian untuk mengirimkan pesan singkat itu, namun aku juga sangat merasa bersalah kepada Shera.


"Bukan kuingin merebutmu dari sahabatku namun kau tau cinta tak bisa tak bisa kau salahkan."


Lirik lagu Yura ft Glenn F ini membawaku kembali pada 5 bulan yang lalu, awal aku diperkenalkan Shera kepada Davi.


                                                                      ***

"Bungaaaaaaa!!!!, gue mau kenalin lo sama Davi, gue baru jadian sama dia semalem."
Dengan santai aku menanggapi Shera dibalik novel ku, ya! Shera memang biasa seperti ini, cepat jatuh cinta cepat pula melupakan.
"Davi? cowok yang lo bilang temen kecil lo itu yang tinggal di Semarang?"
"Iyaa, dia udah balik ke Jakarta, dan kabar gembira lainnya adalah dia mau pindah ke kampus kita!! yang artinya gue bisa bareng sama dia terussss hehehe"
"Huss! belajar kali Shera, bukan pacaran"
"Ke perpus yuk Bungaaa."
"Tumben lo mau ke perpus?"
"Ada Davi di perpus, hehe"
Dengan malas aku menemani Shera ke perpustakaan.

                                                                       ***

Siang itu di perpustakaan :)


"Honey, kenalin ini Bunga sahabat aku"
Wangi tubuhnya bisa tercium oleh ku dari jarak 7 cm, hidung mancungnya, kemejanya, jam tangannya membuat aku terpana, bahkan aku bisa melihat jauh kedalam sinar matanya walaupun ia memakai kacamata. Ya Tuhan, ini Davi?
"Hai Bunga" Sapa Davi sambil mengulurkan tangan,
"............................................."
"Bungaaaaa!!!! hey!! Bungaaaa!!"
"iiih Iya Shera apaaaa?"
 "kok bengong sih lo, ini Davi. lo ngelamunin apa sih?"
"hmm engga kok, hai Davi" Seraya menjabat tangannya
"gue duluan ke kelas ya, bye Shera bye Davi"
"Eh tunggu Bunga, yaudahlah biarin aja. Bunga emang aneh Hon"
Daviiii, ya Tuhan sepertinya aku jatuh cinta sama Davi di pandangan pertama. namun aku kemudian tersadar Davi milik Shera, ya milik Shera. Walaupun aku tau Shera sering bergonta ganti pacar, namun tetap saja untuk saat ini Davi berstatuskan pacar Shera.

                                                                   ***

Dari semenjak perkenalanku dengan Davi diperpustakaan, kami bertiga sering jalan bareng.
Aku dan Davi mempunyai banyak kesamaan, makanan dan minuman favorit yang sama, hobi yang sama, selera musik yang sama dan banyak lagi.

Detik berganti jam, jam berganti hari, waktu demi waktu kami lewati, makin hari aku dan Davi semakin dekat. Tak terlewatkan pesan singkat klise yang saling kami tukar, semakin lama aku semakin merasakan bahwa aku semakin jatuh cinta dengan Davi.


"Aku sayang kamu Bunga"


Aku terkejut membaca pesan singkat yang Davi kirimkan untukku, perasaanku bercampur aduk. Aku senang bahwa ternyata Davi juga merasakan apa yang aku rasakan namun aku juga bingung, bagaimana jika Shera mengetahui semua ini.


"We need to talk, aku mau ketemu kamu ditaman sekarang"


Aku bergegas pergi ke taman setelah aku mengirimkan balasan pesan singkat untuk Davi.



                                                                   ***

Menunggu Davi di taman.
Aku terus menerus berpikir langkah dan keputusan apa yang akan aku ambil.


"Bunga"
"Dia bisa apa kalau Tuhan takdirkan kamu buat aku?" 
Aku terdiam tak bisa berkata apapun, tubuhku gemetar bibirku terasa kaku untuk bicara bahwa aku menolak Davi dan kita tidak bisa mengkhianati Shera. Aku memeluk Davi dengan erat. tak perlu bicara ternyata, pelukan kami dan air mata yang jatuh sudah menjawab semuanya, Tak bisa dibohongi kami saling jatuh cinta dan ingin memperjuangkan cinta ini. Cinta kami tak salah, hanya waktu yang tak tepat mempertemukan kita.

Aku dan Davi berniat akan bicara pada Shera, ya di perpustakaan. Tempat dimana pertama kali aku dan Davi bertemu.



                                                                   ***

Cukup lama ternyata lantunan lagu dari Yura membawaku kembali ke 5 bulan yang lalu.

"Davi, aku rasa kita gak bisa seperti ini. aku memang mencintaimu, namun jika cinta kita menyakiti orang lain apakah kita bisa bahagia diatas tangisan orang yang kita sakiti? terlebih itu Shera. sahabatku. maafkan aku Davi"


2 menit, 5 menit, setengah jam, 1 jam, 2 jam tak kunjung ada balasan dari Davi mengenai pesan singkat yang aku kirimkan.


Setelah 6 jam menunggu....


"Aku sayang kamu Bunga, namun jika itu keputusanmu. aku menghargainya :) i love u more than everything that i love in this world"


Aku menitihkan air mata saat membaca balasan pesan singkat dari Davi, namun sekali lagi cinta tak bisa disalahkan. Mungkin kita belum bersama untuk saat ini, namun jika alam semesta mengijinkan kita pasti akan bertemu lagi di waktu yang kuharap tepat dan cinta kita tak menyakiti orang lain.



"Shera, maafkan aku. aku gak bermaksud untuk mengambil Davi dari kamu, namun kami saling jatuh cinta, saling ingin bersama tapi aku lebih sayang kamu Shera, aku melepas dan merelakan Davi"

Tak ada balasan apapun dari Shera.



                                                                   ***

Hubunganku dan Shera tak kembali seperti semula, aku dan Davi pun seolah saling berusaha berbohong kepada perasaan kami masing-masing. Semakin jelas bahwa antara cinta dan benci hanya berjarak 1 detik.

Aku tau tak ada yang patut disalahkan dari semua ini, aku hanya ingin semua kembali seperti semula, seperti saat aku belum bertemu Davi dan persahabatanku dengan Shera baik-baik saja.

Aku tetap menunggu Davi di pertemuan selanjutnya, jika bukan di bumi ini mungkin di surga nanti kita akan bertemu. Aku selalu meyakini bahwa cinta sejati tak harus memiliki, cinta sejati hanya akan memberi tanpa meminta kembali atau balasan.

Semoga kelak jika alam semesta menghendaki pertemuan kita kembali, bahagianya kita tak menyakiti orang lain :)



Rabu, 23 Desember 2015

Tentang Kamu

Pernahkah berpikir betapa besar perjuangan sang ombak untuk bertemu satu sama lain? mereka berjuang melewati berbagai batas dan samudera untuk saling bertemu disatu tempat  walau hanya beberapa detik terpisah kembali, namun mereka akan tetap saling memperjuangkan pertemuan selanjutnya.

Bukankah amat manis jika aku dan kamu sama-sama memperjuangkan untuk menyatukan cinta aku dan kamu menjadi kita?
Lalu mengapa kini kamu yang aku perjuangkan cintanya hendak memperjuangkan cinta yang lain?
kemana perginya kita? kita yang dulu saling memperjuangkan seperti layaknya sang ombak memperjuangkan pertemuan mereka.

Kamu yang bahunya sering ku buat bersandar, kamu yang pelukannya aku rindukan saat aku sembunyi dari semua masalah-masalahku. namun mungkin cinta yang lain kini sudah nyaman bersandar di bahumu, dan mungkin pelukanmu kini juga sudah menyembunyikan masalah dari cinta yang lain.

Lalu, aku bisa apa selain merindukanmu?
merindukan segala canda tawa juga perjuangan kita?
sudah lupakah kamu?

Percaya saja jika dua orang yang sudah tak lagi saling bertemu atau bertukar kabar mungkin akan saling mendoakan dalam setiap sujud. Hanya satu yang kusemogakan jika alam menghendaki, kita pasti akan bertemu kembali.

Kini yang tersisa hanya rindu, rindu yang menyiksa kalbu. membuat ragu seakan tak berlalu. ini hanya tentang Kamu

Sabtu, 12 Desember 2015

8 Bulan Tak terlupakan

"Take my photo off the wall if it just won't sing for you cause all that's left has gone away and there's nothing there for you to prove"

Lantunan lagu Jet dari Ipod ku yang menemani perjalananku pulang dari kantor, lagu ini menarikku jauh kemasa dimana aku masih dengan Reza.
Masa-masa indah saat dibangku Sma.

1 tahun yang lalu...

Aku menjalin hubungan dengan Reza selama 8 bulan sebelum kami lulus dari bangku SMA.

"Hai Vina" Sapa Reza di ujung koridor sekolah kami.
"....." Aku hanya terdiam dan tak menjawab sampai Ia mendekatiku dan membisikkan kalimat tepat di telingaku "Hai Vina kok gak jawab sih".
"oh, Hai Reza" Suaraku begitu terbata-bata, wajahku tersipu merah jantungku berdegup kencang sekan mau keluar.
"Cieeeeeeeee Vina" Teriakan 2 sahabat ku membuatku tersadar bahwa aku sudah mematung di tengah koridor kelas kami selama hampir 5 menit dan Reza sudah entah kemana.

                                                                           ***
Aku memang baru-baru ini dekat dengan cowok bernama Reza, cowok berkacamata pindahan dari sekolah di kota lain.
"Vina, besok kita hangout yuk" Ajak Sarah salah 1 sahabatku.
"Yuk, kita nonton aja! bosen nihh, kan sebentar lagi kita mau ujian jadi harus refreshing dulu hehe" tak kalah sahabatku Nia juga ikut angkat bicara.
Aku, Sarah, dan Nia. kami memang sahabatan sejak masuk dibangku SMA kami dekat saat MOS.
"Aku gak janji ya Rah, Nia. soalnya Reza ngajak aku jalan."
"CIEEEEEEE" teriak Sarah dan Nia kompak.

Minggu siang saat Reza dan Aku kencan

kringggggg..
"hallo selamat siang, bisa bicara dengan Vina" terdengar suara di sebrang sana
"iiiyaa dengan Vina sendiri. ini Reza ya?"
"kok Vina tau? Ciye nunggu telpon aku ya. btw aku jemput kamu sebentar lagi ya"
"iyaaa.."

Kami pergi kencan untuk pertama kali nya entah ini bisa disebut kencan atau ga.
Saat itu Reza mengungkapkan perasaannya kepada ku dan aku dengan cepat menjawab aku mau jadi pacarnya. entah terlalu cepat atau tidak yang jelas aku sangat senang hari itu, seakan berharap hari itu tak pernah berakhir.

Sama denganku 2 sahabatku pun ikut senang mendengar kabar aku dan Reza sudah jadian.


                                                                           ***
8 bulan seakan berlalu begitu cepat aku kaget sejadi-jadinya saat Reza tiba-tiba memutuskan hubungan kita dengan alasan perbedaan agama.
Ya! memang kami berbeda agama. ia bicara bahwa kalau saat ini ia bisa mengkhianati Tuhannya tak menutup kemungkinan ia bisa mengkhianatiku suatu hari nanti" alasan yang klise memang untuk sebuah hubungan. tapi..... kenyataan hanyalah kenyataan.


Mataku berkaca-kaca mengenang kenangan yang masih sangat jelas terekam oleh ku, kalau tidak ingat aku sedang di kereta mungkin aku sudah menangis.

1 Bulan setelah aku dan Reza putus

1 bulan tepat setelah aku dan Reza putus aku masih bertingkah seakan hatiku benar-benar hancur, Reza memutuskan hubungan tepat 3 hari sebelum Ujian Nasional di adakan. Namun aku bersyukur aku dapat menjalani Ujian dan memperoleh nilai yang bagus.

Setelah lulus aku memutuskan untuk pindah meninggalkan kota Jogja. Meninggalkan Sarah dan Nia, meninggalkan kenangan bersama Reza, bahkan meninggalkan oramg tua ku.

Mamah dan papah sangat khawatir dengan keadaanku saat itu, terlebih lagi saat aku tau dari Sarah bahwa Reza sudah mempunyai kekasih baru sekarang. Hatiku begitu hancur mengetahui kabar itu.

Aku berusaha bangkit berusaha memulai hidup baru di kota yang asing bagiku, berharap kota baru membuatku melupakan kenanganku di kota Jogja. namun aku salah. Kenangan akan terus mengikuti kemanapun aku pergi.

                                                                           ***
1 tahun berlalu, aku sudah bekerja di salah satu perusahaan sebagai Akunting dan mengambil kuliah di malam hari, aku berusaha sebisa mungkin untuk menyibukkan diriku sendiri.
Aku bangga bahwa aku bisa bangkit dan memulai kehidupan walau harus meninggalkan segala nya.
Berharap banyak wanita diluar sana yang melalui hal yang sama dengan ku bisa seperti diriku.

Aku memutuskan untuk kembali ke kota Jogja akhir tahun ini, entah ini benar atau tidak yang jelas aku sudah berusaha untuk bangkit dan ingin kembali ke kota dimana aku bisa bersama lagi dengan keluarga dan sahabatku, Sehingga aku bisa belajar melupakan semua hal buruk bukan dengan cara menghindarinya namun dengan cara menghadapinya.

Terima Kasih Reza 8 bulan yang kamu berikan sangat berharga untukku, dengan segala keputusanmu aku menghargai itu.

Semoga langkah yang aku ambil tak membuatku kembali terpuruk. Terima kasih masa lalu :)

                                                                          ***
1 Jam sudah aku tertegun menikmati lamunanku hingga tak terasa perjalanan dari kantor menuju kostan ku pun telah tertempuh.

Setelah melewati bertahun-tahun II

Ga ada ini salah aku atau kamu ga ada kalah atau menang dalam cinta. Yang ada hanya aku dan kamu menjadi kita. karena Cinta bukan perlombaan untuk memilih pemenang.
Seperti yang disebutkan pepatah bahwa tak ada yang salah atau semua dibenarkan dalam Cinta dan Peperangan.

Lalu mengapa? Mengapa kamu masih sibuk untuk meributkan ini salah ku atau salah mu? Mengapa tak sama-sama merangkul untuk menghapus kesalahan dan mulai merajut lagi kita yang sudah pudar?
Sudah terlalu lelahkah kamu setelah bertahun-tahun menjaga kita yang sudah rapuh agar tak menjadi pudar?

Satu kata yang ingin aku ucap "kangen" bekali-kali aku mengetik itu lalu kuhapus lagi, namun terakhir aku kirimkan padamu melalui pesan singkat, bahwa tak kuat lagi jika harus menahan rindu. Rindu yang selama ini mungkin kamu merasakan juga namun tertutup ego yang lebih besar.

Setelah bertahun-tahun tak cukupkah bagimu untuk mengenal diriku? masihkah ada rasa ingin menang dalam setiap perdebatan kita? masihkah kamu menganggap ini hanya sebuah video game yang harus ada pemenangnya?

Kamu.....
Kamu yang perlahan mulai berjalan menjauh dan melepaskan setiap jariku yang menggenggam kamu. Adakah rasa rindu yang tersisa dalam dirimu untukku? ataukah memang sudah tidak ada sama sekali?

Saat dua orang yang sudah tak lagi saling menggenggam erat satu sama lain, yang sudah tak saling mengirim kabar atau sekedar bertemu untuk melepas rindu, mungkin mereka akan saling bertukar rindu masing-masing dalam diam dan menitihkan air mata saat berdoa.
Akan begitukah kamu menyampaikan rindumu padaku?

Lagi-lagi ini hanya untuk kamu, kamu sang pangeran perenggut hatiku dan membawanya pergi entah kemana, satu yang aku semogakan semoga kamu merasakan rindu yang sama rindu yang akan mengalahkan ego untuk melihat ini salah aku atau kamu. :")

Setelah Melewati bertahun-tahun

Berlinang mengenang yang sudah tekenang,seakan waktu cepat bergulir meninggalkan semua kenangan. Maaf, Maafkan aku jika menyia-nyiakan engkau wahai waktu. 

Kita yang dulu memang tak lagi kita yang sekarang, tak lagi kita yang mempunyai banyak waktu bersama, tak lagi kita yang memiliki canda tawa seperti dulu.
Semakin terasa bahwa waktu memang cepat bergulir, sangat cepat meninggalkan kita, atau hanya aku? hanya aku yang masih tertegun terdiam di waktu saat dimana kita masih kita yang menyenangkan?


Hanya aku kah yang masih tersenyum dan berdegup saat menerima sekedar sms atau bbm darimu? hanya aku kah yang masih setia dengan degupan jantung cinta yang entah bagaimana hingga bertahun-tahun sampai sekarang masih cepat jika aku melihat kamu??
Hanya aku? Hanya aku yang entah bagaimana setelah bertahun-tahun merasa masih sama seperti saat pertama kita?

Ada harga yang memang harus dibayar untuk segala sesuatu di dunia, tak terkecuali waktu.

Ini hanya untuk kamu sang pangeran perenggut hatiku yang kini menjadi butiran dan perlahan mulai hilang mengikuti hilangnya kamu dari diriku.
Sampai saat ini aku hanya terdiam menatap indahnya matahari terbenam, berharap semua waktu kembali dan berhenti tepat disaat aku dan kamu menatap indahnya bulan menggantikan tugas matahari. :')